Reaksi Adisi secara serempak (perisiklik)
Reaksi perisiklik berupa reaksi poliena terkonjugasi
yang berlangsung dengan mekanisme serempak seperti reaksi SN2 yakni
ikatan ikatan lama terputus ketika ikatan baru terbentuk dan semuanya terjadi
dalam satu tahapan. Reaksi perisiklik dikarakteristikan oleh suatu keadaan
transisi siklik yang melibatkan ikatan ikatan π. .
a.
Macam macam reaksi perisiklik
Terdapat tiga tipe utama reaksi perisiklik:
1. Reaksi siklo adisi
Dua
molekul bergabung membentuk sebuah cincin. Dalam reaksi ini dua ikatan π. diubah menjadi ikatan sigma. Contoh reaksi sikloadisiialah reaksi Diels-Alder,
Kedua
pereaksi dalam reaksi Diels-adler digolongkan sebagai Diena dan dienofil.
reaksi Diels-Adler tidak berlangsung melalui zat antara bersifat ion, namun
diena dan dienofilnya mempengaruhi laju reaksi.
2. Reaksi elektrosiklik
2. Reaksi elektrosiklik
Reaksi
reaksi reversible dalam mana suatu senyawa dengan ikatan rangkap berkonjugasi
menjalani siklisasi. Dalam siklisasi, dua electron pi digunakan untuk membentuk
iktan sigma.
1. Penataan
ulang sigma-tropik
Penataan
ulang antar molekul secara bersamaan pada suatu atom atau gugus asam bergeser
dari posisi satu ke posisi lain
b.
Orbital Molekul Poliena Berkonjugasi
Suatu poliena borkonjugasi mengandung 4n
atau (4n + 2) electron pi, dalam system berkonjugasi dengan n ialah bilangan
bulat. Sistem 4n yang paling sederhana diwakili oleh 1,3 butadiena, dimana n=1.
Setiap diena berkonjugasi mengandung orbital molekul π yang mirip dengan
orbital molekul 1,3 butadiena, karena itu 1,3 butadiena dapat digunakan sebagai
model bagi semua diena berkonjugasi.
Dalam 1,3 butadiena empat orbital pi
digunakan dalam pembentukan molekul π. Dalam system ini π1 dan π2
adalah orbital bonding dan π3* dan π4*
orbital antibonding. Pada Gambar. 4 memaparkan orbital orbital ini denganurutan
naiknya energy. Perhatikan bahwa orbital molekul dengan energy tinggi adalah
yang mempunyai banyak simpul antar inti atom.
Dalam keadaan dasar keempat electron pi
1,3 butadiena berada dalam dua orbital dengan energy terendah : π1 dan
π2. Dalam kasus ini π2 adalah Orbital Molekul Terhuni Tertinggi atau HOMO (Highest Occupied
Molecular Orbital) dan π3* adalah Orbital Molekul Tak Terhuni Terendah atau LUMO (Lowest Unoccupied
Molecular Orbital). HOMO LUMO dirujuk sebagai orbital garis depan dan merupakan
orbital yang dipergunakan dalam metode orbital gari depan untuk menganalisa
reaksi perisiklik.
Bila
1,3 butadiena menyerap sebuah foton dari panjang gelombang yang sesuai, sebuah
electron dipromosikan dari HOMO ke LUMO yang kemudian menjadi HOMO baru.
Keadaan dasar 1,3-butadiena
Dan keadaan tereksitasi 1,3 butadiena
Kecuali
etilena (n=0) system (4n +2) tersederhana terwakilkan oleh triena berkonjugasi
(n=1) seperti 1,3 heksatriena. Karena suatu triena mengandung suatu system pi
yang terbentuk dari enam orbital p, maka dihasilkan total enam orbital molekul
π. Orbital orbital ini dipaparkan dalam Gambar. 5, bersama sama dengan diagram
orbital π dari keadaan dasar.
c.
Reaksi Sikloadisi
Reaksi sikloadisi adalah suatu reaksi pada
dua molekul tak jenuh yang mengalami suatu reaksi adisi untuk menghasilkan produk
siklik.
Sikloadisi
etilena atau dua alkena sederhana yang disebut sikloadisi (2+2), karena
terlibat dua electron pi + dua electron pi. Reaksi Diels-Adler merupakan contoh
suatu siklo adisi (4+2). Dienanya mengnandung empat electron π. (Elektron pi
karbonil seperti dalam contoh berikut ini tidak termasuk kedalam klasifikasi
nomor dari sikloadisi ini).
Reaksi
adisi merupakan reaksi stereospesifik serempak. Reaksi sikloadisi tertentu
dapat terimbas termal atau terimbas cahaya, tetapi tidak kedua duanya.
a. Sikloadisi
(2+2)
Reaksi sikloadisi tipe (2+2) mudah terjadi
dengan adanya cahaya dengan panjang gvelombang yang sesuai, tetapi tidak mudah
terjadi bila campuran reaksi itu dipanaskan. Mudah dijelaskan dengan teori
orbital garis depan dengan mengandaikan bahwa electron electron mengalir dari
HOMO satu molekul ke LUMO molekul lain.
Pada sikloadisi (2+2) etilena yang
menghasilkan siklobutana. Etilen mempunyai dua orbital π : π1 dan π*2. Dalam keadaan dasar π1 merupakan
orbital bonding dan HOMO, sedangkan π*2 adalah orbital
antibonding dan LUMO.
Dalam suatu reaksi sikloadisi, HOMO dari
molekul pertama harus bertumpang tindih dengan LUMO dari molekul kedua karena
HOMO pada molekul pertama tidak bertumpang tindih dengan HOMO molekul kedua
karena orbital tersebut telah terisi. Bersamaan dengan menyatunya orbital π
orbital orbital ini juga mengalami hibridisasi menghasilkan ikatan ikatan sigma
sp3 baru.
Bila etilena dipanaskan electron π nya
tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika
diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari
molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh
imbasan termal.
Agar
terjadi ikatan fase fase orbital yang bertumpang tindih haruslah sama. Hal ini
tidak demikian dengan HOMO dan LUMO keadaan dasar dari kedua molekul etilena
atau system (2 + 2) apa saja. Karena fase-fase
orbital tidak tepat untuk berikatan, maka sikloadisi [ 2+2 ] yang
terimbas-termal dikatakan reaksi terlarang-semistri ( symmetry-forbidden
reaction ). Suatu reaksi terlarang-simetri dapat terjadi pada beberapa keadaan,
tetapi energi pengaktivannya begitu tinggi, mungkin sangat jauh lebih tinggi
dari reaksi-reaksi lain seperti reaksi-reaksi radikal bebas, sehingga reaksi
radikal bebas ini lebih dulu terjadi.
bila etilena disinari dengan cahaya ultraviolet maka
orbital pi akan terbentuk dari orbital π1 ke π2*
dalam bebepa tetapi tidak semua dari molekul. Jika diamati homo suatu molekul
tereksitasi (π2*) dan lumo. Suatu molekul berkeadaan
dasar (π2*) akan tampak
bahwa fase fase telah sesuai untuk berikatan. Reaksi semacam ini mempunyai energi pengativan
yang relatif rendah, dan disebut terizinkan-simetri (symmetry-allowed). Meskipun sikloetilena berlangsung dengan rendemen rendah, sikloadisi
[ 2+2 ] yang terimbas cahaya
mempunyai terapan sintetik. demikian
b.
Sikloadisi [ 4+2 ]
Reaksi diels-alder
merupakan sikloadisi [ 4+2 ] yang paling dikenal. Reaksi diels-alder memerlukan
panas bukan cahaya ultraviolet. Kondisi eksperimen ini berbeda dengan sikloadisi [ 2+2 ]. Akan dibandingkan
antraksi homo-lumo untuk keadaan dasar (untuk suatu reaksi terimbas-termal) dan
antraksi untuk keadaan aksitasi (untuk reaksi terimbas-cahaya). Berdasarkan
pengamatan dan eksperimen akan dijumpai bahwa antraksi-antraksi homo-lumo dari
terimbas-termal bersifat terizinkan-simetri dan antraksi dari reaksi
terimbas-cahaya bersifat telarang-simetri.
Akan digunakan sistem [ 4+2 ] sederhana: sikloadisi 1,3-butadiena
(diena-nya) dan etilena (dienofil-nya). Dalam reaksi terimbas-termal, dapat
dibayangkan bahwa elektron pi “mengalir” dari homo (π2) dari diena
ke lumo (π2*) dari dienofil. Reaksi ini bersifat
terizinkan-semitri.
Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan
menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat
bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2]
terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
d.
Reaksi Elektrosiklik
Reaksi elektrosiklik
adalah antar-ubahan (interconversion) serempak dari suatu poliena berkonjugasi
dan suatu sikloalkena. Reaksi kebalikannya, yaitu reaksi pembukaan cincin, berlangsung dengan
mekanisme yang sama, tetapi dengan arah berlawanan.
Reaksi elektrsiklik merupakan reaksi terimbas-termal atau
fotokimia:
Salah satu sifat dari reaksi elektrosiklik bahwa
stereokimia dari produknya apakah reaksi itu terimbas termal atau terimbas
cahaya. Misalnya, bila (2E,4Z)-heksadiena dipanaskan diproleh
cis-dimetilsiklobutena. Namun bila diena disinari dengan cahaya ultaviolet,
terbentuk trans-dimetil-siklobutena.
- Siklisasi sistem 4n
Suatu poliena berkonjugasi menghasillkan suatu
sikloalkana dengan tumpang tindih ujung ujung dari orbital p-nya dan
rehibridisasi secara serempak atom-atom karbon yang terlibat dalam pembentukan
ikatan, seperti 1,3-butadiena yang mempunyai 4n electron-pi.
Kedua cuping (lobe) dari masing-masing dari orbital p
yang akan membentuk ikatan sigma baru dalam siklisasi ini dapat bersifat sefase
atau berlawanan fase satu terhadap yang lain:
Untuk membentuk suatu ikatan sigma, ikatan C-C harus
berotasi sedemikian rupa sehingga orbital orbital p dapat bertumpang tindih
ujung ke ujung. Untuk menghasilkan hal tersebut maka ikatan ikatan pi harus
putus. Energi untuk pemutusan ikatan pi dan rotasi ikatan
disediakan oleh panas dari luar atau cahaya ultraviolet.
Suatu ikatatn sigma, sepasang cuping yang bertumpang tindih harus sefase
setelah rotasi.
Terdapat dua cara yang berlainan agar ikatan-ikatan sigma
C-C berotasi untuk mendapatkan posisi yang tepat untuk menumpang tindihkan
orbital p :
1.
Kedua ikatan sigma C-C dapat berotasi dalam arah yang sama (keduanya searah
jarum jam atau keduanya berlawanan arah dengan jarum jam). Tipe rotasi ini
disebut sebagai gerakaan konrotasi (conrotatory motion)
2.
Kedua ikatan sigma C-C dapat berotasi dengan arah yang berlainan, satu
searah dan yang lain berlawanan dengan jarum jam. Tipe rotasi ini disebut gerakan
disrotasi (disrotatori mation).
Bila 1,3-butadiena dipanaskan, rekasi terjadi sejak
keadaan dasar. Elektron-elektron yang akan digunakan untuk membentuk ikatan
sigma berada dalam homo (π2). Agar terbentuk ikatan sigma baru
rotasi harus berupa konrotasi.
Dalam siklisasi terimbas-cahaya, fase-fase orbital p
dari homo (π3*) adalah kebalikan dari fase-fase dalam
siklisasi termal oleh karena itu rotasi terizinkan-simetri berupa disrotasi dan
bukan konrotasi.
- Stereokimia dari suatu elektrosiklisasi 4n
[2E,4Z]-heksadien merupakan cis-dimetilsiklobutena
dihasilkan oleh siklisasi termal dari isomer trans oleh fotosiklisasi.
Dalam gerakan disrotasi, satu gugus metil berotasi keatas
dan yang lain kebawah. Hasilnya adalah bahwa kedua gugus metil dalam produk
adalah trans.
- Siklisasi sistem [4n+2]
1,3,5-heksatriena menunjukan orbital-orbital π, suatu
poliena (4n+2). Dalam homo dari keadaan dasar (π3), orbital-orbital p
yang membentuk ikatan sigma dalam siklisasi bersifat sefase. Siklisasi termal
berlangsung dengan gerakan dirotasi.
Siklisasi terimbas-cahaya berlangsung dengan gerakan
konrotasi. Reaksi-reaski yang terizinkan-simetri dari sistem (4n+2) berlawanan
dengan reaksi-reaksi dari 1,3-butadiena, suatu sistem 4n.
Reaksi elektrosiklik terimbas-termal dari
[2E,4Z,6Z]-dikatetraena merupakan contoh elektrosiklik yang sangat bagus.
Tetraena merupakan suatu poliena 4n. Bila siklooktatriena ini dipanaskan pada
temperatus yang sedikit lebih tinggi terjadi penutupan cincin elektrosiklik
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, 1985. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
PINE, Stanley H. 1988. Kimia Organik Jilid 2. Bandung :
ITB-Press.
Pertanyaan
- sebutkan syarat pembentukan orbital molekul...?
- jelaskan ikatan baru yang terbentuk dalam mekanisme Diels-Alder yang terjadi secara serentak maupun bertahap..?
- jelaskan pengaruh elektronegativitas substituen pada reaktannya dalam reaksi Diels-Alder...?
Noob noob
BalasHapus3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
Thankyouuu arei,jawabannya 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtitue.
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
BalasHapus2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
BalasHapus1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
Saya coba jawab no 3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
BalasHapusreaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
BalasHapusTerimakasih ardi
BalasHapus2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
Makasih aldi atas paparannya, saya akan menjawab persoalan nomor 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
BalasHapus1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
BalasHapusreaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
BalasHapusreaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
BalasHapusreaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
Makasih dy
BalasHapus1. Dengan menambahkan subsituen penarik elektron pada dienofil.
3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
BalasHapusreaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .
Halo Aldi, menurut saya jawaban no 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
BalasHapusJawaban nomor 2 Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
BalasHapus1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
BalasHapus- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
BalasHapus2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".
BalasHapusterimakasih atas materinya,
BalasHapus1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
- tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
- tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan
Okeee terimakasih atas materinya,
BalasHapus1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih