Reaksi Adisi secara serempak (perisiklik)

Reaksi perisiklik berupa reaksi poliena terkonjugasi yang berlangsung dengan mekanisme serempak seperti reaksi SN2 yakni ikatan ikatan lama terputus ketika ikatan baru terbentuk dan semuanya terjadi dalam satu tahapan. Reaksi perisiklik dikarakteristikan oleh suatu keadaan transisi siklik yang melibatkan ikatan ikatan π.  
a.      Macam macam reaksi perisiklik
Terdapat tiga tipe utama reaksi perisiklik:
1.         Reaksi siklo adisi
Dua molekul bergabung membentuk sebuah cincin. Dalam reaksi ini dua ikatan π. diubah menjadi ikatan sigma. Contoh reaksi sikloadisiialah reaksi Diels-Alder,
Kedua pereaksi dalam reaksi Diels-adler digolongkan sebagai Diena dan dienofil. reaksi Diels-Adler tidak berlangsung melalui zat antara bersifat ion, namun diena dan dienofilnya mempengaruhi laju reaksi.
2.         Reaksi elektrosiklik
Reaksi reaksi reversible dalam mana suatu senyawa dengan ikatan rangkap berkonjugasi menjalani siklisasi. Dalam siklisasi, dua electron pi digunakan untuk membentuk iktan sigma.
1.       Penataan ulang sigma-tropik
Penataan ulang antar molekul secara bersamaan pada suatu atom atau gugus asam bergeser dari posisi satu ke posisi lain
b.      Orbital Molekul Poliena Berkonjugasi
Suatu poliena borkonjugasi mengandung 4n atau (4n + 2) electron pi, dalam system berkonjugasi dengan n ialah bilangan bulat. Sistem 4n yang paling sederhana diwakili oleh 1,3 butadiena, dimana n=1. Setiap diena berkonjugasi mengandung orbital molekul π yang mirip dengan orbital molekul 1,3 butadiena, karena itu 1,3 butadiena dapat digunakan sebagai model bagi semua diena berkonjugasi.
Dalam 1,3 butadiena empat orbital pi digunakan dalam pembentukan molekul π. Dalam system ini π1 dan π2 adalah orbital bonding dan π3* dan π4* orbital antibonding. Pada Gambar. 4 memaparkan orbital orbital ini denganurutan naiknya energy. Perhatikan bahwa orbital molekul dengan energy tinggi adalah yang mempunyai banyak simpul antar inti atom.
Dalam keadaan dasar keempat electron pi 1,3 butadiena berada dalam dua orbital dengan energy terendah : π1 dan π2. Dalam kasus ini π2 adalah Orbital Molekul Terhuni Tertinggi atau HOMO (Highest Occupied Molecular Orbital) dan π3* adalah Orbital Molekul Tak Terhuni Terendah atau LUMO (Lowest Unoccupied Molecular Orbital). HOMO LUMO dirujuk sebagai orbital garis depan dan merupakan orbital yang dipergunakan dalam metode orbital gari depan untuk menganalisa reaksi perisiklik.
Bila 1,3 butadiena menyerap sebuah foton dari panjang gelombang yang sesuai, sebuah electron dipromosikan dari HOMO ke LUMO yang kemudian menjadi HOMO baru.

            Keadaan dasar 1,3-butadiena
                                                       
Dan keadaan tereksitasi 1,3 butadiena

                               

Kecuali etilena (n=0) system (4n +2) tersederhana terwakilkan oleh triena berkonjugasi (n=1) seperti 1,3 heksatriena. Karena suatu triena mengandung suatu system pi yang terbentuk dari enam orbital p, maka dihasilkan total enam orbital molekul π. Orbital orbital ini dipaparkan dalam Gambar. 5, bersama sama dengan diagram orbital π dari keadaan dasar.

c.       Reaksi Sikloadisi
Reaksi sikloadisi adalah suatu reaksi pada dua molekul tak jenuh yang mengalami suatu reaksi adisi untuk menghasilkan produk siklik.
Sikloadisi etilena atau dua alkena sederhana yang disebut sikloadisi (2+2), karena terlibat dua electron pi + dua electron pi. Reaksi Diels-Adler merupakan contoh suatu siklo adisi (4+2). Dienanya mengnandung empat electron π. (Elektron pi karbonil seperti dalam contoh berikut ini tidak termasuk kedalam klasifikasi nomor dari sikloadisi ini).
Reaksi adisi merupakan reaksi stereospesifik serempak. Reaksi sikloadisi tertentu dapat terimbas termal atau terimbas cahaya, tetapi tidak kedua duanya.

a.       Sikloadisi (2+2)    
Reaksi sikloadisi tipe (2+2) mudah terjadi dengan adanya cahaya dengan panjang gvelombang yang sesuai, tetapi tidak mudah terjadi bila campuran reaksi itu dipanaskan. Mudah dijelaskan dengan teori orbital garis depan dengan mengandaikan bahwa electron electron mengalir dari HOMO satu molekul ke LUMO molekul lain.
Pada sikloadisi (2+2) etilena yang menghasilkan siklobutana. Etilen mempunyai dua orbital π : π1 dan π*2.  Dalam keadaan dasar π1 merupakan orbital bonding dan HOMO, sedangkan π*2 adalah orbital antibonding dan LUMO.
Dalam suatu reaksi sikloadisi, HOMO dari molekul pertama harus bertumpang tindih dengan LUMO dari molekul kedua karena HOMO pada molekul pertama tidak bertumpang tindih dengan HOMO molekul kedua karena orbital tersebut telah terisi. Bersamaan dengan menyatunya orbital π orbital orbital ini juga mengalami hibridisasi menghasilkan ikatan ikatan sigma sp3 baru.
Bila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
Agar terjadi ikatan fase fase orbital yang bertumpang tindih haruslah sama. Hal ini tidak demikian dengan HOMO dan LUMO keadaan dasar dari kedua molekul etilena atau system (2 + 2) apa saja. Karena fase-fase orbital tidak tepat untuk berikatan, maka sikloadisi [ 2+2 ] yang terimbas-termal dikatakan reaksi terlarang-semistri ( symmetry-forbidden reaction ). Suatu reaksi terlarang-simetri dapat terjadi pada beberapa keadaan, tetapi energi pengaktivannya begitu tinggi, mungkin sangat jauh lebih tinggi dari reaksi-reaksi lain seperti reaksi-reaksi radikal bebas, sehingga reaksi radikal bebas ini lebih dulu terjadi.    
bila etilena disinari dengan cahaya ultraviolet maka orbital pi akan terbentuk dari orbital π1 ke π2* dalam bebepa tetapi tidak semua dari molekul. Jika diamati homo suatu molekul tereksitasi (π2*) dan lumo. Suatu molekul berkeadaan dasar (π2*) akan tampak bahwa fase fase telah sesuai untuk berikatan.  Reaksi semacam ini mempunyai energi pengativan yang relatif rendah, dan disebut terizinkan-simetri (symmetry-allowed). Meskipun sikloetilena berlangsung dengan rendemen rendah, sikloadisi [ 2+2 ] yang terimbas cahaya mempunyai terapan sintetik. demikian
b.      Sikloadisi [ 4+2 ]
Reaksi diels-alder merupakan sikloadisi [ 4+2 ] yang paling dikenal. Reaksi diels-alder memerlukan panas bukan cahaya ultraviolet. Kondisi eksperimen ini berbeda dengan sikloadisi [ 2+2 ]. Akan dibandingkan antraksi homo-lumo untuk keadaan dasar (untuk suatu reaksi terimbas-termal) dan antraksi untuk keadaan aksitasi (untuk reaksi terimbas-cahaya). Berdasarkan pengamatan dan eksperimen akan dijumpai bahwa antraksi-antraksi homo-lumo dari terimbas-termal bersifat terizinkan-simetri dan antraksi dari reaksi terimbas-cahaya bersifat telarang-simetri.
Akan digunakan sistem [ 4+2 ]  sederhana: sikloadisi 1,3-butadiena (diena-nya) dan etilena (dienofil-nya). Dalam reaksi terimbas-termal, dapat dibayangkan bahwa elektron pi “mengalir” dari homo (π2) dari diena ke lumo (π2*) dari dienofil. Reaksi ini bersifat terizinkan-semitri.
Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
d.      Reaksi Elektrosiklik
Reaksi elektrosiklik adalah antar-ubahan (interconversion) serempak dari suatu poliena berkonjugasi dan suatu sikloalkena. Reaksi kebalikannya, yaitu reaksi pembukaan cincin, berlangsung dengan mekanisme yang sama, tetapi dengan arah berlawanan.
Reaksi elektrsiklik merupakan reaksi terimbas-termal atau fotokimia:
Salah satu sifat dari reaksi elektrosiklik bahwa stereokimia dari produknya apakah reaksi itu terimbas termal atau terimbas cahaya. Misalnya, bila (2E,4Z)-heksadiena dipanaskan diproleh cis-dimetilsiklobutena. Namun bila diena disinari dengan cahaya ultaviolet, terbentuk trans-dimetil-siklobutena.

  1. Siklisasi sistem 4n
Suatu poliena berkonjugasi menghasillkan suatu sikloalkana dengan tumpang tindih ujung ujung dari orbital p-nya dan rehibridisasi secara serempak atom-atom karbon yang terlibat dalam pembentukan ikatan, seperti 1,3-butadiena yang mempunyai 4n electron-pi.
Kedua cuping (lobe) dari masing-masing dari orbital p yang akan membentuk ikatan sigma baru dalam siklisasi ini dapat bersifat sefase atau berlawanan fase satu terhadap yang lain:
Untuk membentuk suatu ikatan sigma, ikatan C-C harus berotasi sedemikian rupa sehingga orbital orbital p dapat bertumpang tindih ujung ke ujung. Untuk menghasilkan hal tersebut maka ikatan ikatan pi harus putus. Energi untuk pemutusan ikatan pi dan rotasi ikatan disediakan oleh panas dari luar atau cahaya ultraviolet. Suatu ikatatn sigma, sepasang cuping yang bertumpang tindih harus sefase setelah rotasi.
Terdapat dua cara yang berlainan agar ikatan-ikatan sigma C-C berotasi untuk mendapatkan posisi yang tepat untuk menumpang tindihkan orbital p :
1.      Kedua ikatan sigma C-C dapat berotasi dalam arah yang sama (keduanya searah jarum jam atau keduanya berlawanan arah dengan jarum jam). Tipe rotasi ini disebut sebagai gerakaan konrotasi (conrotatory motion)
2.      Kedua ikatan sigma C-C dapat berotasi dengan arah yang berlainan, satu searah dan yang lain berlawanan dengan jarum jam. Tipe rotasi ini disebut gerakan disrotasi (disrotatori mation).
Bila 1,3-butadiena dipanaskan, rekasi terjadi sejak keadaan dasar. Elektron-elektron yang akan digunakan untuk membentuk ikatan sigma berada dalam homo (π2). Agar terbentuk ikatan sigma baru rotasi harus berupa konrotasi.
Dalam siklisasi terimbas-cahaya, fase-fase orbital p dari homo (π3*) adalah kebalikan dari fase-fase dalam siklisasi termal oleh karena itu rotasi terizinkan-simetri berupa disrotasi dan bukan konrotasi.
  1. Stereokimia dari suatu elektrosiklisasi 4n
[2E,4Z]-heksadien merupakan cis-dimetilsiklobutena dihasilkan oleh siklisasi termal dari isomer trans oleh fotosiklisasi.
Dalam gerakan disrotasi, satu gugus metil berotasi keatas dan yang lain kebawah. Hasilnya adalah bahwa kedua gugus metil dalam produk adalah trans.
       
  1. Siklisasi sistem [4n+2]
1,3,5-heksatriena menunjukan orbital-orbital π, suatu poliena (4n+2). Dalam homo dari keadaan dasar (π3), orbital-orbital p yang membentuk ikatan sigma dalam siklisasi bersifat sefase. Siklisasi termal berlangsung dengan gerakan dirotasi.
Siklisasi terimbas-cahaya berlangsung dengan gerakan konrotasi. Reaksi-reaski yang terizinkan-simetri dari sistem (4n+2) berlawanan dengan reaksi-reaksi dari 1,3-butadiena, suatu sistem 4n.

Reaksi elektrosiklik terimbas-termal dari [2E,4Z,6Z]-dikatetraena merupakan contoh elektrosiklik yang sangat bagus. Tetraena merupakan suatu poliena 4n. Bila siklooktatriena ini dipanaskan pada temperatus yang sedikit lebih tinggi terjadi penutupan cincin elektrosiklik lain.





DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, 1985. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.


PINE, Stanley H. 1988. Kimia Organik Jilid 2. Bandung : ITB-Press.




Pertanyaan
  1.  sebutkan syarat pembentukan orbital molekul...?
  2. jelaskan ikatan baru yang terbentuk dalam mekanisme Diels-Alder yang terjadi secara serentak maupun bertahap..?
  3. jelaskan pengaruh elektronegativitas substituen pada reaktannya dalam reaksi Diels-Alder...?







Komentar

  1. Noob noob
    3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  2. 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  3. Thankyouuu arei,jawabannya 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtitue.

    BalasHapus
  4. 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  5. 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  6. 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  7. Saya coba jawab no 3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  8. 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    BalasHapus
  9. 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    BalasHapus
  10. 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  11. Terimakasih ardi
    2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  12. 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  13. 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  14. Makasih aldi atas paparannya, saya akan menjawab persoalan nomor 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  15. 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  16. 3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  17. 3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  18. 3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  19. Makasih dy
    1. Dengan menambahkan subsituen penarik elektron pada dienofil.

    BalasHapus
  20. 3. Reaksi Diels-Alder dipengaruhi oleh elektronegativitas subtituen pada
    reaktannya. Reaksi akan berjalan cepat jika diena tersubstitusi oleh gugus
    pendorong elektron dan dienofil tersubstitusi oleh gugus penarik elektron .

    BalasHapus
  21. Halo Aldi, menurut saya jawaban no 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  22. Jawaban nomor 2 Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  23. 1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  24. 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  25. 2. Mekanisme Diels-Alder dapat terjadi secara serentak maupun bertahap. Jika ikatan baru terbentuk secara serentak, maka pembentukan ikatan baru dapat berlangsung secara synchronus atau asynchronus. Sedangkan jika ikatan terbentuk secara bertahap, maka reaksi berlangsung secara asynchronus yang melibatkan radikal atau "biradikal".

    BalasHapus
  26. terimakasih atas materinya,
    1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih
    - tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
    - tingkat energi orbital - orbital atomnya berdekatan

    BalasHapus
  27. Okeee terimakasih atas materinya,
    1. - cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer